Kecerdasan Jalanan ?

Kecerdasan Jalanan ?

Saya banyak bertemu dengan sahabat sahabat yang jago jualan. Istilahnya apapun ditangannya bisa dijual. Insting jualannya terasah alamiah. Bahkan mungkin punya genetik jualan.

Ya, menariknya dia tidak pernah ikut pelatihan atau seminar seminar bisnis. Tidak pernah dicoaching, tidak juga baca buku buku bisnis. Tapi kok pinter jualan ya ?

Sebaliknya, saya juga banyak mengenal sahabat yang dikenal sebagai ” ahlul workshop”. Seminar bisnis dari yang gratisan sama berbayar diikuti. Pelatihan bisnis dari motivator dan praktisi handal dia ikuti. Dari yang puluhan ribu sampai jutaan dikeluarkan. Bacaannya pun diganti dengan buku buku Robert Kiyosaki, Antony Robbin hingga Brad Sugar. Namun mereka sampai hari ini masih bisa dikatakan belum jadi pengusaha. Lah terus apannya yang salah ?

Ada yang mengatakan sahabat tipe pertama tadi DNAnya jualan. Sehingga darah jualannya mengalir secara alamiah dan membentuk bakat jualan. Bakatnya terus terasah ketika dia praktek di jalanan. Bertemu banyak dinamika bisnis di lapangan yang membutuhkan insting dan keputusan bisnis yang cepat.

Sedangkan type sahabat yang kedua dia punya motivasi untuk bisnis. Namun pengetahuan bisnisnya hanya pada tataran kognitif. Sebenarnya ilmunya cukup. Karena sudah banyak beredar pengalaman dan informasi yang masuk kedalam otaknya. Namun sekembali dari pelatihan dan workshop, pengetahuannya tidak disertai dengan praktek dan action di lapangan, sehingga kecerdasan lapangannya tidak terasah.

Dulu ketika masih mahasiswa saya juga mengenal sahabat type pertama. Sejak masih kuliah apapun bisa dijual. Mulai dari produk MLM Bahkan panci pun dia bisa jual. Namun ketika lulus dia ternyata Lebih memilih untuk berkarir dibandingkan mengasah bakat bisnisnya.

Sama halnya dengan cerita pertama. Ketika kuliah juga bertemu dengan sahabat yang kelihatan biasa biasa saja, juga tidak tampak bakat di bisnis. Namun setelah lama tidak bertemu hampir sepuluh tahun dia sudah berhasil membangun bisnisnya dan mempunyai pabrik.

Kira kira apa yang membuat perubahan itu ?

Ya, bicara soal nasib memang kita tidak pernah tahu. Namun sebenarnya polanya dapat dibaca dan diusahakan.

Saya pernah baca sebuah buku dengan judul Mindset Carol S. Dweck, yang meneliti soal mindset lebih dari 30 tahun. Menurutnya berubah tidaknya orang dipengaruhi oleh Mindset.

Pertama mindset tetap (fixed mindset)yaitu percaya bahwa kualitas seseorang sudah ditetapkan. Dalam kasus diatas mungkin bisa dikatakan saya Ndak punya bakat dan potongan bisnis.

Sedangkan mindset yang berkembang (growth mindset) yaitu didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas dasar diri dapat diolah melalui upaya-upaya tertentu.

Ya, tipe kedua sepertihalnya “ahlul workshop” tadi sebenarnya adalah salah satu upaya untuk melakukan perubahan. Salah satunya dengan selalu meningkat kapasitas diri.

Persoalan nanti jadi atau tidak tergantung dari kesungguhan untuk berubah dan mempraktekkan segala pengetahuannya.

Kembali pada cerita diatas, saya masih percaya bahwa pola keberhasilan usaha tidak hanya tergantung dari Mindset yang berkembang. Juga  dipengaruhi oleh ilmu bisnis + Ridho Allah.

Benar kecerdasan jalanan akan memperkuat insting bisnisnya. Namun tanpa ilmu bisnis mungkin hanya akan menjadi tipe pedagang yang merasa cukup dengan bisnisnya.

Namun jangan lupakan faktor terakhir yakni ridho Allah lah segala galannya. Karena bisa jadi jika segala ikhtiar dan upaya yang kita lakukan belum membuahkan hasil, mungkin di mata Allah kita belum pantas menerimanya.

Wallahu A’alam
Silakan dishare bila bermanfaat
#ngopipagi
#kecerdasanjalanan
#ilmubisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *