Sudah empat hari ini motor masuk bengkel. Harus bongkar mesin total, karena pompa oli tidak bisa keluar. Otomatis spare part mesin yang utama seperti sekker, kamprat, piston dsb berpotensi rusak dan harus banyak mengganti.
Ini adalah kesalahan saya, terlambat menyadari ada gangguan vital dalam mesin motor yang kurang disadari dan terlambat penangan. Gejalanya sebenarnya terlihat, suara mesin performa berkurang, mesin terlihat kasar dan sering mati sendiri. Namun dasar bandel untuk cek, akhirnya motor tetap dipakai dan benar pekan kemaren ketika dicek ke bengkel semuanya sudah terlambat dan harus service total.
Itulah harga yang harus dibayar ketika semua terlambat menangani gejala yang tampak. Sama dengan bisnis, apabila gejala gejalaa penyakit dalam bisnis sudah terlihat, namun dibiarkan dan tetap dianggap bukan menjadi gejala masalah bisnis, maka tinggal tunggu waktu bisnis tadi akan rugi bahkan roboh.
Mewaspadai gejala penyakit dalam bisnis sebenarnya bisa terlihat dari indicator indicator yang diciptakan. Terutama terlihat dalam analisa keuangan dan non keuangan.
Celakanya kebanyak UMKM kita, ini yang menjadi concern saya cenderung tidak memiliki indicator indicator untuk menganalisa gejala penyakit tadi, sehingga semuanya hanya menjadi dugaan dan prasangka dari pemilik bisnis. Contoh kongkritnya UMKM tidak memiliki catatan keuangan maupun laporan keuangan. Padahal catatan keuangan tadi adalah indicator untuk melihat gejala penyakit dalam bisnis.
Misalkan saja usaha terlihat laris, namun ternyata uangnya tidak ada. Setelah digali ternyata uang pribadi bercampur dengan uang usaha. Sehingga ketika di kas terlihat banyak uang, kebutuhan dan gaya hidupnya berubah. Nah indicator seperti membuat usaha tidak pernah bisa besar bahkan cenderung membuat usaha semakin jatuh, karena tidak mempunyai kemampuan untuk mengkapitalisasi dari modal yang sudah diputar.
Begitupula dalam analisa non keuangan UMKM juga tidak mempunyai catatan mengenai penjualan, rencana pemasaran bahkan rencana bisnis, sehingga indicator indicator tadi tidak bisa dilihat secara tertulis mengenai gejalaa dari masalah bisnis. Sehingga ketika competitor masuk dengan keunggulan dibandingkan produk dari UMKM tadi, dia tidak mempunyai renana apa apa untuk melakukan inovasi atau perubahan.
Siapkan Dashboard
Hampir sama dengan kendaraan yang mempunyai dashboard atau panel panel untuk melihat indicator performa kendaraan, dalam bisnis pun perlu mempunyai dashboard untuk mengetahui kesehatan bisnis. Semakin besar suatu usaha, maka dashboard semakin kompleks dan rumit. Maka bila usaha kita masih kecil, masih skala UMKM maka segera siapkan dashboard untuk membaca indicator indicator dalam bisnis apakah dalam kondisi sehat atau sedang mengalami gejala penyakit.
Sederhananya dashboard disini adalah seperti indicator keuangan dan non keuangan. Misalkan sejak dini sudah punya catatan keuangan. Meskipun itu hanya buku kas sederhana keluar masuk uang. Atau sudah mulai memisahkan antara modal kerja dan uang pribadi sehingga tahu perkembangan dari modal yang telah diputar.
Ataupun misalkan sudah mempunyai catatan mengenai data pelanggan, membuat rencana penjualan dan realisasi dari penjualan serta indicator indicator yang lainnya. Sehingga ketika indicator tadi menunjukkan gejala penyakit, misalkn penjualan semakin turun ataupun margin keuntungan mulai menipis, maka pemilik bisnis tadi sudah tahu apa yang harus dilakukan.
Sepakat Cak Fahmi. Boleh dong dishare dashboard nya. Terima kasih banyak buat pengingatnya.
terima kasih teh Meta, pakai BMC masih cukup powerfull hanya ditambahkan dengan catatan keuangan sj