Siklus Usaha

Siklus Usaha

Usaha rumah makan teman saya dihari hari biasa terlihat tidak terlalu ramai. Tempat parkir nyaris lenggang, meja kursi pun banyak yang kosong. Begitupula pegawainya banyak yang kelihatan nganggur. Tapi entah kenapa kok usaha tetap bertahan dan terus berkembang dengan membuka beberapa cabang di tempat lain ? orangnya pun tenang tenang saja, tampak tidak ada masalah. Menjelang Ramadhan tiba, ia malah lebih sumringah dan tersenyum lebar.

Akhirnya ia membuka rahasia dapurnya. Bro, warungku memang hari hari biasa sepi, paling hanya akhir pekan baru ramai. Namun tiap bulan puasa adalah masa panen bagi Warungku. Bahkan omset dan profitnya bisa menutup kerugian di bulan bulan sebelumnya. Makanya menjelang bulan puasa, ia mempersiapkan detail untuk menyambut membludaknya pengunjung, bahkan ia merekrut tenaga bantu khusus untuk bulan tersebut.

****

Yup, tiap usaha memang ada siklus bisnisnya. Ada masa peak session, ada masa sepi bahkan nol omset. Kalau usaha yang relative stabil siklus bisnisnya ya biasanya komoditas. Kayak sembako misalnya, karena memang dibutuhkan setiap hari. Atau bisa juga usaha warung makan rumahan di lokasi yang tidak ada liburnya, ya kemungkinan besar setiap hari pasti ada pembeli. Tapi kalau masih tergantung dengan lingkungan dan factor eksternal kayak pas mudik lebaran kemaren, dimana orang orang di perumahan pada mudik. Meskipun anda asli sana dan tinggal disana tetap ngeyel mau buka warung, sementara segmen pembeli pada mudik, ya pasti warung anda sepi ndak ada pembeli. Kecuali pembeli yang muter muter dimusim lebaran, nyari warung buka he..he..

Kenapa Mesti Memahami Siklus Usaha ?

Yang pertama tentunya agar bisa mengatur arus kas. Ya arus kas ibarat darahnya usaha, tanpa arus kas yang positif alias adanya uang cash, maka roda dalam usaha tidak bisa berputar. Sederhananya kalau kita punya warung, tapi pelanggannya pada ngutang, maka besoknya kalau kita tidak punya persediaan barang yang cukup dan uang cash untuk belanja bahan, maka besoknya warung kita akan tutup. Bukan  karena warung kita ndak laku, bukan juga karena warungnya ndak untung, namun karena kehabisan uang cash untuk memutar roda usaha.

Dengan membuat analisa tentunya berdasarkan perencanaan dan pengalaman dari siklus usaha yang berjalan, akan memudahkan untuk memperkirakan rencana arus kas yang mau dibuat. Kita jadi tahu, kapan ketika musim rame, kapan ketika lagi sepi, sehingga bisa memperkirakan dalam membuat rencana atau proyeksi penjualan misalnya.

Memperkirakan siklus usaha ini juga untuk memperkirakan dalam membuat rencana bisnis yang tepat untuk keputusan keputusan bisnis dimasa yang akan datang.

Kedua, tentunya kalau mengetahui tiap siklus usaha adalah momen untuk mendapatkan keuntungan sebesar besarnya dan secepat cepatnya. Karena kesempatan tersebut adalah momentum untuk melakuan saving.

Sehingga tidak sedikit ada sebuah bisnis model, yang memang kerjaanya memanfaatkan momentum untuk mendapatkan keuntungan secara cepat. Kayak ketika booming batu akik, para pelaku usaha yang memahami model bisnis ini pasti akan dengan secepat cepatnya mendapatkan keuntungan, dan juga menyiapkan exit strategi yang juga tidak kalah cepat.

Bagaimana Cara Bermainnya ?

Itu juga berlaku untuk usaha yang mengikuti tren yang lagi heboh, untuk siklus produk seperti biasanya tidak bertahan lama dan kurang valid untuk jangka panjang. Maka bagi yang bermain dengan model bisnis seperti ini, ketika buka, dia juga sekaligus mempersiapkan langkah untuk bagaimana menutup bisnisnya dengan cantik.

Atau paling tidak dia akan mengurangi resiko bisnisnya dengan menguatkan dari sisi key partnership atau dengan membagi resiko kepada mitra bisnisnya lewat model kemitraan. Sepertihalnya kayak usaha jual minuman yang begitu cepat perkembangan dan ganti trennya.

Dengan membagi resiko bisnis, itu juga berlaku sekaligus untuk mempercepat proses pertumbuhannya adalah bagian untuk memanfaatkan momentum dari siklus usaha tadi secara cepat.

Ketrampilan membaca siklus usaha rasanya akan sangat tergantung dari pengalaman dan jam terbang dari bisnis yang dibangun. Dan juga sangat dipengaruhi dari factor factor eksternal yang diluar kemampuan dirinya.  Tugas dari pelaku usaha menurut saya terus mengasah kompetensinya, terus belajar dan membangun jaringan yang lebih luas, sehingga ada pepatah dari teman. Kalau usaha kita masih begini begini saja, mungkin ngopine kurang adoh ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *