REPUTASI

REPUTASI

Kalau bisnis anda dibidang jasa, maka reputasi adalah koentji kelanggengan bisnis. Bisnis berbasis jasa bermodal kepercayaan. Tentunya kepercayaan dari pelangan yang menggunakan jasa anda.

Apabila pelanggan dibuat happy setingkat diatas kepuasan pelanggan. Maka tanpa diminta pun pelanggan akan merekomendasikan jasa anda kepada orang lain. Bahkan pelanggan tadi akan dengan suka rela menjadi jaminan kualitas dari pekerjaan anda.

Kira kira begitu cerita ngopi siang ini. Bareng sahabat saya yang sudah mulai galau, akibat banyaknya order yang sedang ia tangani. Dengan pararel ia sedang mengerjakan empat proyek bersamaan yang membutuhkan perhatian serius semuanya dari dia. Menariknya model bisnisnya sangat khusus. Pasarnya juga sangat ceruk dan tidak banyak yang bermain disini. Itulah yang menyebabkan tidak banyak persaingan dibisnis ini. Dan rata rata pelanggan dia, adalah rekomendasi dari pelanggan yang sudah pernah ia tangani.
Dalam tulisan singkat ini saya tidak focus membahas sahabat saya ini, saya Cuma pengen sharing soal bagaimana membangun reputasi.
Ada kesamaan antara saya dan sahabat ngopi saya ini. Yakni sama sama bergerak dibidang jasa. Yang tentunya seperti dalam lead tulisan diatas, untuk membangun sebuah reputasi, membutuhkan waktu yang cukup lumayan.
Reputasi yang dibangun bisa saja ditengah jalan rusak. Akibat kesalahan yang dilakukan, atau bahkan factor eksternal yang tidak bisa dikontrol langsung. Apabila itu yang terjadi, maka proses untuk memulihkan membutuhkan tenaga dan waktu yang tidak mudah.
Dan jangan lupa ketika kita bergerak di satu sector jasa misalkan. Kita tidak bisa dilepaskan dari orang orang disekitar bidang tersebut. Yang tidak sedikit antara satu dengan lainnya saling terhubung dan terkoneksi meskipun tidak langsung. Dan ketika satu saja kita mengecewakan pelanggan kita, maka reputasi yang jelek itu akan menyebar dan membunuh nama baik secara pelan pelan dan pasti.

Sebenarnya hampir sama dengan menjual produk, bila kemudian di jual di social media dan ternyata ada pelanggan yang kecewa, maka dia akan memberikan respon atau review yang negative. Dan itu akan dilihat oleh teman teman dia, bahkan bila anda di tag maka teman teman anda juga akan dapat melihat dan tentunya merusak citra diri yang anda bangun.
Masih untung jika pelanggan yang kecewa adalah karena factor produk. Karena ketika produk yang ditawarkan berbeda, bisa menjadi alasan untuk yang disalahkan produk dan anda bisa menggantinya. Namun bila hal tersebut adalah jasa yang tidak bisa dilepaskan dari diri anda, maka sama dengan memperbaiki nama baik yang sudah tercoreng.

Bangun Kejujuran

Reputasi berbeda dengan citra. Kalau citra bisa dipoles dengan pencitraan. Apalagi didunia digital saat ini, maka sangat mudah untuk membangun pencitraan untuk produk jasa yang ditawarkan.

Bahasa saya reputasi adalah kejujuran. Maksudnya jujur dengan layanan yang ditawarkan. Tidak melebih lebihkan akan kemampuan yang dimiliki. Dan juga memberikan layanan maksimal yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Bukan janji bombastis yang kemudian dari sisi espektasi pelanggan begitu tinggi, namun ketika mendelivery tidak sesuai dengan apa yang menjadi komitmen.

Cara terbaik untuk membuktikan kejujuran adalah dengan portofolio tentang jasa yang sudah ditawarkan. Portofolio inilah yang menjadi media pemasaran terbaik akan layanan yang sudah diberikan. Misalkan jasa fotografi, maka karya fotonya yang menjadi portofolio untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan akan kejujuran layanan yang telah dilakukan.

Bangun Hubungan

Yang tidak kalah penting adalah terus membangun hubungan dengan pelanggan yang telah menggunakan jasa kita. Karena darisanalah pembuka bagi pintu pintu peluang lainnya. Terus menjaga hubungan adalah bentuk silaturahmi yang tentunya bila pelanggan tersebut puas dengan layanan yang diberikan akan menjadi bagian penting dari pemasaran jasa layanan kita. Dan tentunya dengan otomatis menjadi pembuka pintu rezeki lainnya.

Membangun hubungan dengan pelanggan bila kita perhatikan di salah satu blok BMC adalah elemen penting agar bisnis menjadi langgeng, karena di blok ini adalah menjelaskan mengenai bagaimana agar jasa/ atau produk kita menjadi top of mine dibenak pelanggan.

Saya rasa membangun hubungan pelanggan adalah seni tersendiri, yang tidak ada strategi yang baku untuk diterapkan. Dan tidak sedikit yang berawal dari pendekatan informal seperti ngopi ngopi, akan lebih mengakrabkan hubungan dengan pelanggan.

Fokus dan Konsisten
Ini yang mungkin sulit untuk dikerjakan. Karena membangun reputasi sama seperti membangun Branding. Yakni bagaimana orang lain mengenal diri kita. Dan kita sebenarnya dikenal sebagai apa ?

Seperti obrolan dengan sahabat saya tadi, personal branding dia sudah kuat dibidang penulisan biografi maupun novel sejarah. Dan Brand dia dibuktikan dengan karya yang sudah dilahirkannya baik buku maupun novel dengan kualitas pengerjaan yang dibilang premium.

Dan tentunya untuk menghasilkan karya karya tersebut membutuhkan focus dan konsistensi yang tinggi yang tidak kemudian berubah ubah terhadap jasa atau layanan yang dia kerjakan.

Sehingga tidak jarang, orang lain akan bingung untuk menilai ketika jasa layanan berubah ubah sesuai dengan permintaan jangka pendek. Sebaliknya reputasi dibangun berdasarkan jam terbang yang tinggi dan konsisten dibidangnya, sehingga tanpa kemudian kita ngecap pun, orang lain akan percaya dengan layanan yang kita berikan.

Seperti salah satu contoh yang dalam foto ini, hari ini dapat kabar kalau rekan rekan dari Pengusaha Wanita Timor Leste (AMTL) tengah menyerahkan laporan dari kegiatan pelatihan yang telah kita laksanakan beberapa waktu yang lalu kepada Serve IP Timor Leste.

Dan bersyukur mereka mengapresiasi baik pelatihan yang telah kita kerjakan. Ini sudah ketiga kalinya mereka menggunakan jasa kita, dan semoga kepercayaan yang telah diberikan bisa terus kita jaga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *