Kenapa Tidak ada yang Menangisi UMKM ?

Kenapa Tidak ada yang Menangisi UMKM ?

Ditengah PSBB mendadak suasana di depan Sarinah Jakarta dipadati orang orang. Sebagian besar mereka adalah generasi besar di tahun 80-90an.
Ya suasana minggu malam kemarin adalah malam terakhir penutupan MC Donald di Sarinah Jakarta.
Setiap lewat depan Sarinah, saya pasti melihat resto MC Donald tersebut. Ibaratnya Sarinah adalah MC Donald dan sejak dahulu Mac Donald menyatu dengan Mall tersebut.
 
Entahlah saya tidak pernah nongkrong disitu, namun saya pernah beberapa kali nongkrong di warkop kecil dekat sana. Namun mungkin karena letaknya sangat strategis dekat dengan pusat kota dan transportasi publik yang terintegrasi, banyak orang yang punya kenangan disana.
Orang orang yang punya kenangan tersebut, mungkin bersama sohibnya, mungkin bersama mantannya bahkan mungkin bersama dengan pasangan sahnya itulah yang ramai ramai menyambangi MC Donald Sarinah untuk merayakan penutupan.
Begitu banyak yang merasakan kehilangan
Begitu banyak yang menangisi kenangan disana.
Brand MC Donald cukup piawai memainkan drama emosi pelanggan tersebut. Mengemas sebagai hiburan ditengah pandemi yang berdampak luar biasa.
Tapi pernahkah pelanggan pelanggan menangis’ tutupnya nasi uduk dibelakang Sarinah. Pernahkah pelanggan datang untuk merayakan kenangan dibalik tutupnya pedagang pecel lele, warteg, tukang gorengan, pedagang soto, nasi uduk, ketoprak, penjual pulsa dikawasan perkantoran sekitar Sudirman, MH Thamrin tersebut ? Saya yakin tidak ada satupun yang menangisi dan mungkin hanya pemiliknya yang menangis mudik, eh pulang kampung duluan sebelum Ramadhan kemarin.
Usaha toko keluarga, usaha warung maupun warkop kami yang pernah tutup juga tidak ada pelanggan vang pernah menangisi, kecuali kami sendiri.
Mungkin inilah kenapa UMKM perlu membangun branding yang kuat, supaya ditengah krisis akibat Covid 19 ini kita bisa menangis bareng dan menyanyikan lagu sobat Ambyar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *