Gumun Perkembangan Kota

Gumun Perkembangan Kota

Sesekali jalan jalanlah ke pengembangan sebuah kota. Atau istilahnya kota Satelit yang biasanya letaknya dipinggiran kota. Anda akan terheran heran dengan pesatnya perkembangannya.

Rasanya baru kemaren dibangun, kok sudah sedemikian cepat pertumbuhannya. Kompleks ruko megah dibangun, aneka apartemen belum lagi bermunculan brand brand resto multinasional.

Sepertihalnya kemaren ketika saya lewat jalan MERR Surabaya dari arah Kertajaya hingga tembus ke selatan sampai arah pondok Candra Sidoarjo yang baru dibuka, saya terkaget kaget dengan perkembangannya.

Perasaan dulu kawasan ini masih sawah dan rawa rawa, paling banter perkampungan penduduk biasa, sekarang sudah menjadi kawasan yang elit dan mahal dengan harga property yang tidak terjangkau oleh masyarakat biasa.

Kalau orang Surabaya mungkin sudah bosan bermacet macet ditengah kota atau ke Surabaya bagian Barat, saat ini nyaris segalanya ada dan tersedia dikawasan Surabaya timur ini.

Mall segmen atas Galaxy Mall yang terus berkembang hingga sampai Galaxy Mall 3, aneka brand besar perusahaan mutinasional yang sudah ditemukan disepanjang MERR. Belum lagi hunian elit  dikawasan Wonorejo, Medokan hingga Gunung Anyar. Sehingga nyaris menjadi sebuah kota yang berdiri sendiri dan membuat kenaikan harga property di sekitar tidak terbendung.

Dari pengamatan saya, nyaris untuk usaha kelas UMKM sudah tidak kuat lagi bila harus sewa di sepanjang MERR ini, mengingat harga jual dan sewa property dikawasan ini tidak lagi ramah dikantong UMKM. Maka, yang yang punya modal cukup kuat dan kantong yang dalam, akan berani untuk membuka usaha di lokasi ini dan tampaknya pemilik brand yang sudah kuat dan level menengah hingga besar yang mampu untuk beroperasional diawasan ini.

Namun tampaknya kekhawatiran saya sudah diantisipasi oleh pemerintah kota Surabaya, di sepanjang MERR ini tampak juga Sentra UKM yang dikelola oleh DInas Perdagangan kota Surabaya yang terletak di Jl. Ir Soekarno 11 seberang apartemen Bale Hinggil. Meskipun belum optimal dari sisi keramaian, namun keberadaannya relative membantu para usaha mikro kecil untuk lebih dikenal.

Di sisi selatan gunung anyar juga terdapat tradisional gunung Anyar yang baru diresmikan kurang dari setahun. Dan aksesnya sangat dekat dari MERR langsung. Disekitarnya sudah menjadi kawasan yang elit dan mahal.

Meskipun belum terlalu ramai, namun untunglah pemerintah masih memperhatikan warga terdampak dan pedagang kecil, dengan pendirian pasar ini. Kalau tidak semua asset property akan dikuasai hanya oleh orang yang punya modal besar. Dan warga lokal akan semakin terpinggirkan.

Dengan setengah bercanda saya tanyakan ke sahabat saya yang tinggal di Gunung Anyar,

Kok kamu dulu tidak beli lahan di pinggir pinggir MERR ini ? Wah rata rata orang sini belum tahu perkembangnnya akan seperti ini, dan kalau sekarang tidak ada orang sini yang mampu beli wong sudah puluhan juta permeter.

Faktanya memang demikian, tidak jarang masterplan sebuah kota sebenarnya sudah disusun lama, namun akses informasinya sangat terbatas, tidak semua tahu. Dan hanya orang yang berkepentingan yang menanyakan detail soal ini, biasanya sih pengembang. Namun begitu pembebasan dan pembangunan dilakukan, warga lokal hanya menjadi orang gumunan alias kagetan dan belum mampu mengambil peran dan keuntungan dibalik pembangunan.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *