Digital Social Enterprise

Digital Social Enterprise

Tidak banyak pihak yang secara konsisten bin istiqomah mengadakan pelatihan internet marketing tiga bulan penuh secara gratis hingga sampai puluhan angkatan. Diantara orang yang langka itu, adalah Gus Nana, beliau dipanggil salah satunya.

Kalian paling menyangka, bahwa ada sponsor, donor ataupun pihak yang support pelatihan internet marketing gratis itu, yang sebagian besar pesertanya adalah anak muda, maupun usaha mikro kecil yang pengen belajar online online. Ternyata tidak, semua biaya pelatihan tersebut ditanggung oleh gus Nana dan tim. Bahkan bagi yang jauh jauh datang dari luar kota, disiapkan asrama gratis di campnya.

Yang tidak punya produk pun dicarikan produk sebagai tempat latihan berjualan. Yang masih bingung memulainya darimana, selama tiga bulan tersebut, nyaris bisa 24 jam konsultasi gratis dan didampingi. Bahkan yang pengangguran dan galau urusan pekerjaan maupun keluarga, base camp ini  menjadi seperti tempat konseling bagi murid muridnya.

Sosial Bisnis

Bersama Mas Mughit, Gus Nana merintis Semanggi academy ini sejak tahun 2015. Dulu awalnya diberi nama Gus Nana Academy. Kemudian berganti nama menjadi Semanggi yang kalau tidak salah kepanjangan dari Semangat Digital Indonesia. Ya seperti dalam tema tulisan ini semanggi adalah salah satu social bisnis bagi Gus Nana dan tim. Karena selain sebagai perusahaan yang berorentasi profit, yakni dengan spesialisasi sebagai agensi resmi dari Google dan jasa digital marketing, sebagian besar keuntungan malah digunakan untuk membuka kelas gratis bagi anak muda tadi full selama tiga bulan.

Dan tidak mudah membangun sebuah komunitas dan ekosistem digital yang tidak semata mata profit diera saat ini. Apalagi belakangan kita tahu, nyaris pelatihan pelatihan berbasis internet marketing biayanya tidak murah dan semata mata berorentasi profit.

Secara pribadi, saya mengenal Gus Nana lebih dari empat tahun yang lalu ketika sebuah pelatihan di Banyuwangi. Ketika sesi perkenalan yang kebetulan saya sebagai fasilitator, beliau memperkenalkan diri sebagai internet marketer, sebuah profesi yang aneh dan belum familyer ketika itu, apalagi full timer dengan profesi itu. Jujur saja ketika itu, tidak banyak seorang praktisi internet marketing yang mau membantu baru UMKM untuk melek internet dan go digital. Apalagi ketika itu mayoritas peserta pelatihan adalah para pendamping atau konsultan UMKM yang bukan berbaground sebagai praktisi, sehingga kehadiran Gus Nana menarik untuk membuka wawasan peserta lainnya.

Saya mengikuti terus walau dari social media kelas kelas pelatihannya. Dan banyak tamu dari berbagai daerah yang berkunjung atau sowan ke base camp tersebut. Yang ternyata menjadi salah satu rujukan bagi teman teman imers untuk saling berbagi ilmu. Dalam dunia dan komunitas ini, tidak ada namanya yang pelit ilmu, dan tampaknya menjadi semacam ekosistem yang tulus dan saling memberikan manfaat.

Dan secara kebetulan, eh tidak ada sich yang namanya kebetulan, mungkin juga termasuk kuasa dan takdirNya, tadi pagi ketika Gus Nana pasang status membuka pintunya untuk ngopi, bersama teman saya sempatkan untuk sowan ke base camp beliau, eh kok ya bertepatan dengan semacam tasyakuran pelepasan bagi angkatan ke- 14 tadi.

 

Luar biasa bisa istiqomah sampai 14 angkatan. Ini kalau di total perangkatan pelatihan full 3 bulan, maka da 48 bulan atau 3,5 tahun buka kelas gratis. Dan tanpa turut campur pemerintah ataupun donor/ donator.

Terus terang saya merasa malu sendiri, karena sering bikin pelatihan karena ada pihak ketiga yang membiayai kalau pesertanya gratis. Bisa project dari pemerintah ataupun donor. Itupun kalau project biasanya kurang istiqomah, ketika project selesai, selesai juga pelatihannya. Kurang ada Keberlanjutan untuk buat pelatihan pelatihan selanjutnya sepertihalnya sudah menggugurkan kewajiban.

Pernah juga kami membuat semacam pelatihan gratis ini. Lebih tepatnya sih semacam seminar yang tidak berdurasi cukup lama. Itupun hanya bertahan beberapa kali. Kembali karena kurang istiqomah.

Membuka Pesantren Tahfid Digital

Namun Gus Nana dan team, hari ini tadi memberikan saya pelajaran yang luar biasa. Keihlasan yang sangat kuat. Yang ketika tadi kita ngobrol beliaunya kelihatannya satu persatu mimpinya mulai terwujud. Seperti salah satunya membuka pesantren penghafal Alquran. Yang bangunan fisiknya sudah ada di desa Suci Gresik.

Pesantren yang 70 persen ngaji, 30 persennya belajar internet marketing. Yang santrinya juga gratis nyantri disana. Semoga saja berkesempatan suatu saat nanti mengunjunginya.

Tidak banyak pesantren model seperti ini, yang saya tahu ada salah satunya di Jogja, dan dikelola oleh sahabat saya di facebook.

Pesantren atau boarding menurut saya adalah model pembelajaran ideal di imers. Karena 24  jam santri akan berinteraksi langsung. Baik dengan santri ataupun pengasuh. Santri ibaratnya akan nyantrik kepada Ustadz atau gurunya. Kalau di Imers tidak mudah masuk ke lingkaran itu. Apalagi dalam kultur pesantren, tidak boleh yang namanya menyembuntyikan ilmu. Maka sang guru akan mentrasnfer tentunya diberikan sesuai dengan kapasitas para santrinya.

Tampaknya model inilah yang dikembangkan oleh Gus Nana. Dulu diawal awal beliaunya sendiri yang mengajar kelas gratis ini. Nyaris full 3 bulan. Belakangan murid muridnya yang lebih senior yang menjadi mentor dan pengajar.

Seperti tadi pagi, salah seorang alumni academy ini yang menjadi narasumbernya. Yang sudah mempraktekan ilmunya untuk usaha yang tampaknya susah untuk di-online-kan dan terbukti berhasil. Produk yang dianggap mungkin menjadi makanan kelas bawah, yang tersedia nyaris di warkop warkop. Ya, usaha nasi bungkus. Dan mungkin satu satunya di Surabaya, usaha nasi bungkus yang punya website. Yang omsetnya sudah 100 juta perbulan.

Alumni alumni inilah sekarang yang banyak mengisi kelas kelas tadi. Sebagai amal jariyah yang dulu juga pernah mereka dapatkan. Kemudian setelah mereka menjadi alumni, mereka bagi kembali. Sangat indah menjadi semacam lingkaran kebaikan. Yang nyaris tidak itung itungan.

Sekarang tampaknya Gus Nana sudah mulai memetic hasil, beliaunya bisa berkeliling kemana mana. Sebagai seorang google partner, bisa membuka kelas sertifikasi google, yang kali ini tidak gratis dan berbayar. Tentunya dengan segmen pasar yang berbeda. Dan tentunya sebagian dari keuntungan usaha itu akan diputarkan kembali kepada kelas gratisnya, dan disanalah keberkahan akan semakin diturunkan. Berkah Gus, Saya belajar banyak hari ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *