DECISION MAKER

DECISION MAKER

Pernahkah anda membuat suatu keputusan yang salah ?

Kalau saya ditanya saya jawab sering. Salah satu keputusan saya yang dianggap salah adalah ketika memutuskan untuk pindah jalur haluan dari akademisi yang telah dirintis bertahun tahun dari awal lulus kuliah, kemudian dilanjutkan mengambil master pada jurusan yang linear dengan harapan agar dapat menjadi seorang akademisi.

Namun empat tahun yang lalu, dunia akademisi ini saya tinggalkan. Kemudian memilih dengan dunia yang saya geluti hingga sekarang. Apakah kemudian menyesal dengan keputusan tersebut ? tentu ada plus minusnya dalam membuat sebuah keputusan. Apalagi keputusan ini akan menimbulkan konsekwensi di kemudian hari, dan berdampak kepada banyak orang disekitar kita.

Saya juga pernah membuat keputusan yang dianggap salah lainnya. Yakni ketika menolak sebuah project pekerjaan yang ditawarkan ke saya dengan nilai yang lumayan. Tidak hanya sebuah project, namun ada tiga project yang ketika itu ditawarkan ke saya dan saya tolak. Alasan menolak ketika itu karena persoalan komitmen bisnis dengan investor saya yang mengharuskan focus pada sebuah bisnis yang kami bangun, walaupun akhirnya bisnis tersebut belum kelihatan hasilnya.

Apakah kemudian ketika itu menyesal ? Saya tidak menyesal sama sekali. Karena keputusan yang dianggap salah ketika itu adalah pilihan terbaik untuk menjaga reputasi dan komitmen yang dibangun. Walaupun ada konsekwensi kehilangan peluang beberapa pekerjaan ketika itu.

Namun membangun reputasi lebih penting untuk kepercayaan jangka panjang. Apalagi sudah ada kepercayaan yang dimanahkan ke kita.

Saya tertarik untuk menuliskan soal ini. Karena tadi saya membaca sebuah ungkapan yang menarik. Bahwa keputusan keputusan yang benar, dihasilkan dari pengalaman atas keputusan keputusan yang salah. Dan Keputusan yang benar membutuhkan proses dan pengalaman dari kesalahan kesalahan yang dibuat.

Keputusan yang benar tadi kalau kita yakin dan istiqomah terus menjalankannya dan percaya bahwa akan ada perubahan akan menghasilkan keputusan yang tepat, yang akan mempengaruhi keberhasilan di masa depan.

Jadi kalau kemudian kita memilih di jalur yang sudah kita putuskan. Apapun itu, mau jalur akademisi, professional maupun wirausaha. Kira kira nasihat yang terbaik adalah tidak usah terlalu tergoda dengan jalur lainnya walaupun kelihatan tampak lebih lezat yang kemudian secara ekstrim memilih pindah jalur.

Kalaupun akhirnya kemudian memilih pindah jalur. Maka tidak ada pilihan lain, selain terus meningkatkan kompetensi dan membangun reputasi. Karena orang lain akan melihat dari reputasi karya yang sudah kita bangun.

Kira kira sepertihalnya sejarah ketika Umar dan pasukannya ketika hendak ke Syam. Sesampainya di Tabuk, umar mendengar kabar bahwa ada wabah penyakit disana. Maka Umar pun kemudian mengambil keputusan untuk kembali. Seketika itu Abu Ubaidah bertanya.  Apakah kamu akan lari dari takdir Allah, Umar ?

Umar menjawab. Benar kami lari dari Takdir Allah, Menuju Takdir Lainnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *