Assalaamu’alaikum
Saya usaha pracangan (sembako) di sebuah lapak kecil di pasar tradisional. Karena supaya ketika kulakan ke pasar lebh lancar, akhirnya beberapa bulan yang lalu memberanikan diri untuk kredit motor baru, motor yang lama saya jual. Namun akibat cicilan dari motor, saya merasakan semakin sulit untuk mengembangkan usaha saya dan modal usaha pun kadang terpakai untuk kebutuhan sehari hari. Akhirnya ketika ada yang menawarkan kredit modal yang bisa dicicil untuk harian saya akhirnya memutuskan pinjam. Namun yang saya rasakan justru semakin berat karena harus mengangsur dua pinjaman. Satu untuk kredit motor dan satunya untuk kredit modal usaha saya. Apa yang harus saya lakukan supaya lebih tenang dalam menjalankan usaha pracangan saya ? terima kasih
Alimuddin – Buduran
Waalaikumussalam Wr Wb.
Tampaknya persoalan yang bapak hadapi juga sebagian besar dirasakan oleh pelaku usaha mikro kita. Mereka kebanyakan dengan alasan supaya usaha berkembang dan mempermudah kegiatan sehari hari akhirnya mengambil kredit yang sebenarnya belum terlalu mendesak dan dibutuhkan. Akhirnya mereka terlilit dengan jeratan hutang. Apalagi kredit tersebut masuk katagori kredit konvensional, maka bukan hanya terjerat hutang tapi juga terkena dosa riba.
Membangun Mental Syukur
Dalam usaha, konsistensi dan kesabaran itu penting. Artinya bila kita tekun dan focus menjalankan usaha itu, jalani saja dulu dengan istiqomah. Tidak usah tergesa gesa supaya usahanya ingin segera besar, akhirnya mengambil kredit atau pinjaman dengan alasan untuk mengembangkan usaha. Laba dari usaha sebaiknya sebagian di simpan untuk mengembangkan usaha sedikit demi sedikit, yang penting usahanya tumbuh alamiah, bukan tumbuh karbitan.
Missal saja setiap hari bapak dari menjual pracangan ada keuntungan 100 ribu, maka dengan menyisihkan 10% atau Rp. 10 ribu saja, dalam satu bulan bapak akan mendapatkan tambahan modal 300 ribu, kalau kita kalikan dalam satu tahun akan terkumpul modal sebesar 3,6 juta rupiah. Sebenarnya sangat lumayan, karena cashflow atau perputaran usaha bapak harian.
Dengan mental syukur, ditunda dulu keinginan keinginan pribadi yang mungkin belum saatnya. Seperti motor tidak harus baru, yang penting masih cukup layak dikendarai, televise atau perabot rumah tidak harus baru, yang penting masih bisa dipakai dengan baik, dan seterusnya.
Segera Tutup Hutang
Bila saat ini bapak sudah terlilit hutang baik itu untuk konsumtif ataupun untuk usaha, saran kami dengan berdoa dan bersungungguh sungguh segera tutup hutang tersebut. Caranya dengan menjual asset, ataupun mencari pinjaman dari teman dan keluarga yang tanpa riba. Kalau kita cermati para rentenir kenapa sampai hari ini mereka tetap eksis dan hidup, karena memang pasarnya sangat banyak dan melimpah. Banyak orang yang ingin segera mendapatkan modal secara mudah dan cepat langsung cair, meskipun mereka tidak berhitung berapa besar bunganya. Bahkan kalau kita hitung bunga harian bisa mencapai 1 % perhari, kita kalikan sebulan bunganya saja 30% dari pinjaman ? Maka saran kami segera tutup hutang itu. Untuk cicilan motor kalau memang masih sulit untuk dihentikan, sedapat mungkin motor itu menjadi media untuk lebih produktif sehingga angsuran motor bisa tertutup dari hasil motor itu sendiri. Baik itu untuk ngojek atau untuk usaha lainnya di sela sela usaha yang bapak jalankan saat ini.
Semoga saran kami diatas bisa segera bapak praktekan agar hidup lebih tenang dan usaha meskipun kecil bisa terus berkembang dan memberikan barokah kepada bapak sekeluarga. Berhutang itu boleh dan bahkan menjadi mulia dalam bisnis asal dilakukan secara benar dan halal. Banyak skema yang bisa digunakan tanpa harus berhutang, misalnya saja dengan kerjasama, kemitraan atau dengan mencari investor. Bila usaha bapak terus berkembang dan berpotensi untuk dibesarkan, pasti akan banyak orang atau siapapun yang menawarkan bantuan investasi untuk usaha bapak, semoga jalan bapak untuk segera melunasi hutang dimudahkan oleh Allah