5 Prinsip Dalam Menyusun Model Bisnis di New Normal

5 Prinsip Dalam Menyusun Model Bisnis di New Normal

Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk menyusun model bisnis di masa new normal ini.

https://cakfahmi.com/

https://cakfahmi.com/3-prinsip-dasar-dalam-menyusun-rencana-bisnis/artikel terkait

Bagi bisnis UKM tentunya lebih gesit dalam menyambut perubahan ini. Karena fleksbilitas dan kecepatannya didalam melakukan eksekusi.

Penulis rangkum untuk melengkapi modul ukm bagaimana menyusun model bisnis ditengah krisis menyambut masa new normal ini dalam catatan sebagai berikut :

  1. Perubahan Perilaku Konsumen

Dalam BMC blok yang pertama adalah segmen pelanggan. Tentunya di masa krisis pandemi covid-19 ini terdapat banyak perubahan perilaku dari konsumen.

Termasuk juga pergeseran dari selera dan kebutuhan dari konsumen. Sehingga tentu berbeda caranya dalam membidik segmen pelanggan seperti pada saat kondisi normal.

Hal ini termasuk juga kita bicara target pasar berdasarkan geografis. Karena ada beberpa daerah yang masih terkendala dalam saluran distribusi.

Termasuk juga katagori bisnis yang mengambil segmen perkantoran yang hari ini mulai banyak perkantoran yang menerapkan kebijakan WFH dengan porsi tertentu. Tentunya ini akan sangat mempengaruhi dari bisnis tersebut.

https://cakfahmi.com/konsumen-berubah/

Di BMC blog yang perlu diperhatikan adalah Segmen Pelanggan dan Nilai Tawar.

  • Perubahan Value atau Nilai Tawar

Terdapat perubahan yang sangat cepat dalam value atau nilai tawar pelanggan.

Yang paling kelihatan adalah untuk bisnis food and beverage adalah factor higienitas menjadi wajib. Serta adanya peningkatan kebutuhan untuk produk produk suplemen kesehatan untuk menjaga imunitas.

Begitupula menyambut new normal protocol kesehatan bisnis ukm terutama kesehatan di fasilitas umum seperti toko maupun rumah makan sangat perlu diperhatikan.

Sehingga otomatis, bisnis secara mendasar perlu menyediakan protocol kesehatan bila ingin makan ditempat misalnya.

Dengan menyediakan tempat cuci tangan, jaga jarak tempat duduk. Bahkan beberapa restoran sudah menggunakan fasilitas pemesanan tanpa melakukan kontak fisik dengan kasir, seperti menggunakan aplikasi pemesanan.

Selain itu juga konsumen hari ini lebih cenderung untuk mementingkan kebutuhan kebutuhan pokok dan mendasar, dan cenderung mengurangi kebutuhan yang sifatnya tersier.

Itu sebabnya katagori bisnis tersier seperti fashion, travel, otomotif terdampak sangat signifikan.

Kalaupun anda tetap bermain pada katagori bisnis ini. Dipastikan anda mempunyai pelanggan yang cukup loyal dengan produk anda, sehingga pasar akan tetap merespon positif.

Terutama segmen pelanggan yang tidak terlalu berdampak terhadap krisis covid ini. Seperti produk produk yang sudah punya merek dan menyasar pelanggan dari karyawan ASN maupun BUMN.

  • Perubahan Kanal Saluran Distribusi dan Pemasaran

Covid-19 telah menimbulkan dampak yang luar biasa bagi saluran distribusi.  Apalagi ketika daerah melakukan PSBB, maka akan terkendala dalam saluran distribusi.

Begitupula eksport maupun import yang terhenti akibat negara tujuan menghentikan kegiatan produksi juga sangat berdampak bagi bisnis yang menggantungkan pada kegiatan eksport dan import.

Di blok BMC ini masuk pada blok Channel atau kanal. Hari ini kanal pemasaran yang masih tumbuh adalah pada kanal online, sehingga ketika menyusun model bisnis wajib untuk memperhatikan saluran distribusi dan pemasaran dengan jalur online.

Begitupula kanal B to B atau supliyer ke industry  sangat berdampak, terutama untuk industry yang menggantunggkan kepada bahan baku import lainnya.

Sehingga kanal yang masih tumbuh diperkirakan adalah B to C atau dari produsen ke pelanggan langsung. Artinya anda kudu menyiapkan saluran distribusi dan pemasaran bagaimana bisa menjangkau ke konsumen langsung. Misalnya delivery order ataupun menggunakan ojek online.

Termasuk dalam hal ini juga model pembayaran yang memudahkan konsumen. Misalkan pembayaran non tunai yang dirasa lebih aman.

Atau lebih memperhatikan cara pembayaran yang disukai oleh konsumen seperti menggunakan aplikasi fintect yang tentunya akan semakin memudahkan pelanggan dalam melakukan transaksi tanpa harus keluar rumah.

  • Tetap Menjaga  Hubungan Pelanggan 

Ini yang perlu diperhatikan untuk bisnis bisnis yang terdampak langsung, seperti tour and travel, umroh, sector pariwisata dan turunananya, EO ataupun yang biasa bermain di MICE.

Sehingga misalkan di saat beberapa bulan terakhir tidak ada transaksi ataupun orderan, masih tetap kudu menjaga pelanggan.

Sepertihalnya kegiatan training bisnis ataupun training dan pelatihan lainnya yang biasanya tatap muka, saat ini cenderung untuk menggunakan training online.

Barangkali database pelanggan yang telah ada bisa dioptimasi untuk melakukan prospek bisnis lainnya yang dilakukan saat ini untuk bertahan ditengah krisis.

Sepertihalnya yang dilakukan oleh seorang kawan pengusaha travel yang hari ini bisnisnya pivot ke frozen food. Kebetulan dia mempunyai database pelanggan dari tour dan travelnya. Diluar dugaan database pelanggan tadi tetap dijaga dan merespon positif produk frozen foodnya.

Artinya meskipun hari ini masuk katagori bisnis yang terdampak. Hubungan dengan pelanggan tetap dijaga dan tidak menutup kemungkinan menjadi hot prospek untuk katagori bisnis lainnya.  

Di BMC ini masuk katagori customer relationship atau hubungan dengan pelanggan.

  • Operasional Bisnis yang Efisien dan Efektif

Menyambut new normal ini tentunya tidak bisa disamakan dengan kondisi normal sebelumnya. Beberapa katagori bisnis costnya semakin tinggi, namun dituntut untuk operasional yang efesien.

Sepertihalnya rumah makan yang wajib menyediakan sarana cuci tangan, tempat duduk yang disekat bahkan di batasi. Penggunaan APD bagi pelayannya tentunya membutuhkan biaya tambahan.

Namun demikian juga tingkat efisiensi ditingkatkan, guna memaksimalkan keuntungan. Misalkan dengan mengurangi biaya asesoris atau ornament di ruangan. Biaya wifie yang dipangkas, biaya listrik yang diefiensiensi maupun biaya biaya lainnya yang masih bisa ditekan.

Termasuk dalam hal ini Sumberdaya utama dan  kegiatan utama di bisnis model dan akan kembali di review ugar usaha bisa tetap berputar dan berjalan namun pelanggan tetap terlayani.

Misalnya dengan memangkas kegiatan utama dengan melakukan maklon ke perusahaan lain yang masih beroperasi. Tentunya agar bisnis ukm bisa tetap berputar dan juga membantu ukm yang lainnya.  

baca juga https://cakfahmi.com/menemukan-dna-bisnis/

Karena selain bisa mengurangi resiko karena kegiatan produksi bermitra dengan ukm yang lain, juga turut membantu usaha mitra sehingga bisa sama sama berkembang.

Sehingga dengan mode efisien ini setidaknya bisa menggurangi biaya pembelian bahan baku atau stok barang, biaya tenaga kerja langsung, maupun biaya biaya lainnya yang bisa ditekan.

Di BMC ini masuk pada blog sumberdaya utama, kegiatan utama, aktifitas utama, rekanan utama dan struktur biaya.

Blok sebelah kiri pada BMC ini sebagaimana cara kerja otak kiri bisa digunakan untuk mengotak atik operasional bisnis yang hari ini dituntut fleksibel, agile dan efisien.

Sementara blok sebelah kanan yang meliputi segmen pelanggan, nilai tawar, kanal, hubungan pelanggan dan alur pendapatan dimaksimalkan untuk memeras daya kreatifitas kita ditengah pandemic ini untuk mencreate produk atau layanan baru sesuai dengan situasi dan kondisi new normal.

Sepertihalnya ungkapan pepatah setelah puasa pasti ada masa berbuka, setelah musim dingin ada musim semi dan dalam setiap krisis pasti ada peluang untuk pertumbuhan.

3 thoughts on “5 Prinsip Dalam Menyusun Model Bisnis di New Normal

Leave a Reply to Ceu Meta Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *